Untukmemudahkan membaca doa setelah adzan, berikut ini bacaan latin dari doa di atas: Allaahumma robba haadzihid da'watit taammati wash sholaatil qooimati aati muhammadanil wasiilata wal fadhiilata wasy syarofa wad darajatal 'aaliyatar raofii'ata wab'atshu maqoomam mahmuudanil ladzii wa'adtahu, innaka laa tukhliful mii'aada yaa arhamar roohimiina.
Adzanmulai disyariatkan pada tahun kedua Hijriah.Mulanya, pada suatu hari Nabi Muhammad SAW mengumpulkan para sahabat untuk memusyawarahkan bagaimana cara memberitahu masuknya waktu salat dam mengajak orang ramai agar berkumpul ke masjid untuk melakukan salat berjamaah. Di dalam musyawarah itu ada beberapa usulan. Ada yang mengusulkan supaya dikibarkan bendera sebagai tanda waktu salat telah
Asyhadu anla ilaha illallah, Asyhadu anla ilaha illallah" "Asyhadu anna Muhammadarrasulullah" Sampai di sini Bilal berhasil menguatkan dirinya. Kumandang adzan kali itu beresonansi dengan kerinduan Bilal akan Sang Rasul, menghasilkan senandung yang indah lebih indah dari karya maestro komposer ternama masa modern mana pun jua.
Halloooguys Ketika kita Mendengarkan Azdan Saat Lafadz "Asyhadu anna Muhammadarasulullah" 2x kita membaca doa "MARHABAN YA HABIBI WA QUROTA AINI, MUHAMMAD I
Azanmenurut ulama fikih ialah lafaz lafaz tertentu yang digunakan untuk Asyhadu anla ilaha illallah (2x),Asy hadu anna muhammadarrasulullah(2x),Hayya alash sholah(2x),Hayya alal falah (2x),Allaahu Akbar(2x),laa ilaha illallah(1x)(Allah Maha Besar,Selain Allah kecil termasuk diri kita sendiri,lenyaplah segala keangkuhan),Aku bersumpah aku
AdakahBacaan Khusus Ketika Mendengar Adzan Setelah Muazin Membaca "Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah" ?
8FfxM07. PertanyaanAssalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh, Pak cara menjawab adzan yang benar? Ada ustadz yang bilang seperti bacaan adzan, kecuali bagian hayya alashshalah dan hayya alalfalah. Ada ustadz yang bilang bagian kalimat syahadat, dijawab dengan asyhadu alla ilaha illallah wahdahu la syarikalah, wa asyhadu anna muhammadan abduhu wa rasuluh, radhitu billahi rabba, wa bimuhammadin rasula, wa bil islami apa jawaban untuk bagian ash shalatu khairu minannaum? Ust. Farid Nu’man Hasan HafizhahullahWa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa umum, cara menjawab adzan adalah SAMA dengan yang diucapkan muadzin. Berdasarkan hadits shahih berikutإِذا سمِعْتُمُ النِّداءَ، فَقُولُوا كَما يقُولُ المُؤذِّنُJika kalian mendengar adzan, maka ucapkanlah sebagaimana yang diucapkan muadzin. Bukhari no. 611 dan Muslim no. 318Rinciannya ada dalam hadits lainnya. Yaitu sebagai berikutDari Umar bin Khaththab Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabdaإِذَا قَالَ الْمُؤَذِّنُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ فَقَالَ أَحَدُكُمْ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ ثُمَّ قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ ثُمَّ قَالَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ قَالَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ ثُمَّ قَالَ حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ قَالَ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ ثُمَّ قَالَ حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ قَالَ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ ثُمَّ قَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ قَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ ثُمَّ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مِنْ قَلْبِهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ“Apabila muadzin mengucapkanAllahu Akbar, Allahu Akbar, kemudian salah seorang dari kalian menjawab dengan Allahu Akbar, Allahu Akbar,apabila muadzin mengucapkan Asyhadu alla ilaha illallah, dan dia menjawab asyhadu alla ilaha illallah,Apabila muadzin mengucapkan Asyhadu anna Muhammadarrasulullah, dan dia menjawab asyhadu anna Muhammadarrasulullah,apabila muadzin mengucapkan hayya alashshalah, dan dia menjawab dengan la haula wala quwwata illa billah,apabila muadzin mengucapkan hayya alal falah, dan dia menjawab dengan la haula wala quwwata illa billah,apabila muadzin mengucapkan Allahu akbar Allahu akbar, dan dia menjawab dengan Allahu Akbar Allahu akbar,apabila muadizn mengucapkan la ilaha illallah, dan dia menjawab dengan la ilaha illallah secara ikhlas dari dalam hatinya, maka niscaya dia akan masuk surga.” Muslim no. 385Rincian di atas sangat detail, jelas, dan jawaban untuk Ash Shalatu Khairum Minan Naum?Jawabannya adalah SAMA yaitu Ash Shalatu khairum Minan Naum, dalilnya adalah keumuman perintah Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam dalam haditsإِذا سمِعْتُمُ النِّداءَ، فَقُولُوا كَما يقُولُ المُؤذِّنُJika kalian mendengar adzan, maka ucapkanlah sebagaimana yang diucapkan muadzin. Bukhari no. 611dan Muslim no. 318Syaikh Muhammad Shalih Al Utsaimin Rahimahullah berkataالصحيح أن يقال مثل ما يقول الصلاة خير من النوم ؛ لأن النبي صلى الله عليه وسلم قال إذا سمعتم المؤذن فقولوا مثل ما يقول Yang BENAR, adalah menjawab dengan ucapan yang sama Ash Shalatu Khairum Minan Naum, karena Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda Jika kalian mendengar adzan, maka ucapkanlah sebagaimana yang diucapkan muadzin. Asy Syarh Al Mumti’, 2/84Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid Hafizhahullah mengatakanومن ذلك إذا قال المؤذن لصلاة الفجر الصلاة خير من النوم ، فإنه يستحب لسامعه أن يتابعه بمثلها فيقول الصلاة خير من النوم .Maka, jika muadzin saat adzan Shubuh mengucapkan Ash Shalatu Khairum Minan Naum, maka disunnahkan bagi pendengarnya mengikuti seperti yang diucapkan muadzin, Ash Shalatu Khairum Minan Naum. Al Islam Su’aal wa Jawaab no. 81427Ini juga dikatakan kalangan Malikiyah. Al Mausu’ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah, 2/273Ada yang menjawab dengan Shadaqta wa BarartaPara ulama telah menjelaskan bahwa jawaban ini dan semisalnya tidak memiliki dasar yang Hafizh Ibnu Hajar Rahimahullah berkataلا أصل لما ذكره في الصلاة خير من النوم Tidak ada dasarnya tentang apa yang diucapkan pada kalimat Ash Shalatu Khairum Minan Naum. At Talkhish Al Habir, 1/378Imam Ash Shan’aniy Rahimahullah berkataوهذا استحسان من قائله ، وإلا فليس فيه سنة تعتمدUcapan ini dianggap baik oleh pengucapnya, jika tidak, maka tidak ada sunnah yang bisa dijadikan pegangan. Subulussalam, 1/190Doa sesudah AdzanVersi 1Dari Jabir bin Abdullah Radhiallahu Anhu bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabdaمَنْ قَالَ حِينَ يَسْمَعُ النِّدَاءَ اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ حَلَّتْ لَهُ شَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ“Barang siapa berdo’a setelah mendengar adzan ALLAHUMMA RABBA HAADZIHID DA’WATIT TAMMAH WASHSHALAATIL QAA’IMAH. AATI MUHAMMADANIL WASIILATA WALFADLIILATA WAB’ATSHU MAQAAMAM MAHMUUDANIL LADZII WA’ADTAH Ya Allah. Rabb Pemilik seruan yang sempurna ini, dan Pemilik shalat yang akan didirikan ini, berikanlah wasilah perantara dan keutamaan kepada Muhammad. Bangkitkanlah ia pada kedudukan yang terpuji sebagaimana Engkau telah janjikan. Maka ia berhak mendapatkan syafa’atku pada hari kiamat.” Bukhari no. 614Boleh di tambahkan dengan kata INNAKA LAA TUKHLIFUL MII’AAD. Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Al Baihaqi, dishahihkan oleh Syaikh Abdul Aziz bin Baaz dan Syaikh 2Dari Sa’ad bin Abi Waqash Radhiallahu Anhu bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabdaمن قَال حِينَ يسْمعُ المُؤذِّنَ أَشْهَد أَنْ لا إِله إِلاَّ اللَّه وحْدهُ لا شَريك لهُ، وَأَنَّ مُحمَّداً عبْدُهُ وَرسُولُهُ، رضِيتُ بِاللَّهِ ربًّا، وبمُحَمَّدٍ رَسُولاً، وبالإِسْلامِ دِينًا، غُفِر لَهُ ذَنْبُهُ ” رواه مسلم.“Barang siapa yang membaca saat mendengar muadzin asyhadu anlaa ilaaha illallaahu wahdahuu laa syariika lahu, wa anna Muhammadan abduhuu wa rasuuluh. Radhiitu billaahi Rabba wa bimuhammadir Rasuulaa, wa bil islaami diinaa Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan UtusanNya. Aku rela Allah sebagai Rabb, Muhammad sebagai Rasul, dan Islam sebagai agama, maka diampunilah dosanya.” MuslimBacaan ini, para ulama berbeda pendapat apakah dibaca setelah adzan atau setelah muadzin membaca syahadat?Imam Ali Al Qari, dalam Mirqah Al Mafatih, mengatakan ini dibaca setelah adzan. Sementara Imam An Nawawi, mengatakan ini dibaca setelah muadzin membaca syahadat. Ini juga yang dipilih oleh Syaikh Al Albani dan Syaikh Wallahu A’lam.
- Ketika adzan berkumandang, setiap muslim yang mendengarkan dianjurkan menjawabnya dengan bacaan doa sesuai sunnah. Berikut ini doa mendengar adzan dan bacaan sendiri merupakan seruan bagi kaum muslim untuk menunaikan ibadah salat fardu. Panggilan azan dikumandangkan muazin dari masjid atau musala setiap memasuki waktu salat lima waktu. Berdasarkan sejarahnya, azan pertama kali disyariatkan kepada umat Islam pada 2 hijriah. Hal itu bermula ketika Nabi Muhammad mencari cara untuk memberitahukan pengingat waktu salat. Sebelumnya, setiap hari umat Islam selalu berkumpul di masjid untuk menunggu datangnya waktu salat. Ketika sudah masuk waktu salat, semua orang langsung salat begitu saja, tanpa penanda apa pun. Seiring meluasnya penyebaran Islam, banyak penganutnya yang tinggal jauh dari masjid, termasuk para sahabat nabi. Karenanya, beberapa sahabat mengusulkan kepada Nabi Muhammad agar membuat tanda waktu salat. Setelah melalui musyawarah bersama para sahabat nabi, diputuskanlah adanya bacaan tertentu sebagai pengingat waktu salat. Usulan ini disampaikan oleh Umar bin Khattab dalam diskusi tersebut. Adapun lafal azan sendiri awalnya disampaikan oleh Abdullah bin Zaid. Ia mengusulkan bacaan azan kepada Nabi Muhammad setelah mendapat mimpi bertemu seseorang yang mengajarinya suatu bacaan dengan suara lantang. Dalam riwayat disebutkan bahwa Nabi Muhammad telah mendapat wahyu tentang azan. Oleh karenanya, beliau membenarkan apa yang disampaikan oleh Abdullah bin Zaid. Rasulullah SAW berkata "Itu mimpi yang sebetulnya nyata. Berdirilah di samping Bilal dan ajarilah dia bagaimana mengucapkan kalimat itu. Dia harus mengumandangkan adzan seperti itu karena dia memiliki suara yang amat lantang,” Abu Daud, Tirmidzi, Bukhari, Ahmad, dan Baihaqi.Baca juga Bilal bin Rabbah Bekas Budak yang Mengumandangkan Azan Pertama Khutbah Jumat Singkat Suara Adzan dan Keutamaan Mendengarkan Azan Adab Mendengarkan Suara Azan dan Bacaan untuk Menjawab Seruan Azan Doa Mendengar Adzan & Artinya Ketika mendengar azan, setiap muslim disunahkan menjawab setiap lafal yang diucapkan muazin. Dilansir NU Online, seorang ulama bernama Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi al-Haddad, dalam kitabnya berjudul isâlatul Muâwanah wal Mudhâharah wal Muwâzarah Dar Al-Hawi, 1994 94, meriwayatkan petunjuk tentang bacaan yang sebaiknya diucapkan pada saat dan setelah adzan سمعت المؤذن فقل مثل ما يقول إلا في الحيعلتين فقل "لا حول ولا قوة إلا بالله" وفي التثويب صدقت وبررت، فإذا فرغت من جوابه فصل على النبي صلى الله عليه وسلم Artinya “Dan apabila Anda mendengar suara adzan, maka ucapkanlah seperti yang diucapkan muadzin kecuali ketika ia mengucapkan حَیَّ عَلَی الصَّلاةِ dan .حَیَّ عَلی الفَلٰاحِ Sebagai jawabannya, ucapkanlah لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ. “Lâ haula walâ quwwata illâ billâhi.” Tiada daya dan upaya kecuali dengan Allah. Demikian pula ketika mendengar seruannya اَلصَّلاَةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْمِ “Ash-shalatu khairun minan naum.” Shalat lebih baik dari pada tidur pada azan Subuh, ucapkanlah صَدَقْتَ وَبَرَرْتَ “Shadaqta wa bararta.” Engkau benar dan engkau telah berbuat kebajikan. Selesai itu, bacalah shalawat untuk Nabi SAW.” Dari kutipan di atas dapat diuraikan urutan bacaan menjawab azan sebagai berikut1. Mengucapkan bacaan sama persis seperti yang dilafalkan muazin, segera setelah ia selesai mengumandangkan bacaan mulai dari اللّهُ أَکْبَرُ، اللّهُ أَکْبَرُ Allahu Akbar, Allahu Akbar lalu أَشْهَدُ أَنْ لا إِلٰهَ إلّا اللّهُ Asyhadu alla ilaha illallah dan أَشْهَدُ أَنْ لا إِلٰهَ إلّا اللّهُ Asyhadu alla ilaha illallah hingga أَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللّهِ Asyhadu anna muhammadar rasulullah. Masing-masing bacaan tersebut diucapkan sebanyak 2 Ketika muazin selesai mengumandangkan حَیَّ عَلَی الصَّلاةِ Hayya 'alasshalaah dan حَیَّ عَلی الفَلٰاحِ Hayya 'alal falaah, ucapkanlah لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ Lâ haula walâ quwwata illâ billâhi.3. Ketika azan subuh, muazin menambahkan kedua bacaan di atas poin kedua dengan bacaan اَلصَّلاَةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْمِ Ash-shalatu khairun minan naum. Setelah muazin mengucapkan bacaan tersebut, jawablah dengan صَدَقْتَ وَبَرَرْتَ Shadaqta wa bararta.Sebagai penutup azan, setelah muazin melontarkan bacaan اللّهُ أَکْبَرُ، اللّهُ أَکْبَرُ Allahu Akbar, Allahu Akbar dan لا إِلٰهَ إلّا اللّهُ Laa ilaahaa illallah, jawablah dengan bacaan yang sama persis. Doa Setelah Adzan Lengkap Setelah azan selesai berkumandang, umat muslim juga disunahkan untuk merapal doa tertentu. Berdasarkan hadis sahih Bukhari, seorang muslim yang mengucapkan doa setelah azan dijanjikan bakal mendapat syafaat dari Rasulullah SAW pada hari kiamat nanti. Dari Jabir bin Abdullah RA, Rasulullah SAW bersabda "Siapa saja yang berdoa ketika mendengar seruan azan dengan doa Allāhumma rabba hādzihid dakwatit tāmmah, was shalātil qā’imah, āti muhammadanil wasīlata wal fadhīlah, wabatshu maqāmam mahmūdanil ladzī waattah,’ niscaya jatuhlah syafaatku padanya di hari kiamat," Bukhari.Detail doa setelah azan adalah sebagai berikutاللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ القَائِمَةِ آتِ سَيِّدَنَا مُحَمَّداً الوَسِيْلَةَ وَالفَضِيْلَةَ، وَابْعَثْهُ مَقَاماً مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ المِيْعَادَ رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا Bacaan latinnya "Allāhumma rabba hādzihid dakwatit tāmmah, was shalātil qā’imah, āti sayyidanā muhammadanil wasīlata wal fadhīlah, wabatshu maqāmam mahmūdanil ladzī waattah, innaka lā tukhliful mī’ād. Rabbighfir lī, wa li wālidayya, warham humā kamā rabbayānī shaghīrā."Artinya, "Ya Allah, Tuhan seruan yang sempurna dan shalat yang berdiri, berikanlah wasilah [tempat di surga] dan keutamaan kepada Nabi Muhammad saw. Bangkitkan ia pada kedudukan terpuji [hak syafa’at] yang Kaujanjikan. Sungguh, Engkau tidak akan menyalahi janji. Tuhanku, ampunilah dosaku dan [dosa] kedua orang tuaku. Sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu aku disebutkan pula dalam kitab Jami'ul Ahadits, terdapat doa khusus setelah azan magrib, yakni اللّٰهُمَّ هَذَا إِقْبَالُ لَيْلِكَ وإدْبَارُ نَهَارِكَ وَأَصْوَاتُ دُعَاتِكَ فَاغْفِرْ ليْ Bacaan latinnya "Allahumma hadza iqbâlu lailika wa idbâru nahârika wa ashwâtu du’âika faghfir lii"Artinya “Ya Allah, ini adalah [saat] datangnya malam-Mu, dan perginya siang-Mu, dan terdengarnya doa-doa untuk-Mu, maka ampunilah aku.” Setelah azan Subuh, umat muslim juga disunahkan merapal doa khusus. Sebagaimana disebutkan dalam kitab Fathul Muin, halaman 280, berikut doanya اللّٰهُمَّ هَذَا إِقْبَالُ نَهَارِكَ وَإِدْبَارُ لَيْلِكَ وَأَصْوَاتُ دُعَاتِكَ فاغْفِرْ لِي Bacaan latinnya "Allahumma hadza iqbâlu nahârika wa idbâru lailika wa ashwâtu du’âika faghfir lîArtinya “Ya Allah, ini adalah [saat] datangnya siang-Mu, dan perginya malam-Mu, dan terdengarnya doa-doa untuk-Mu, maka ampunilah aku.”Baca juga Lafadz Bacaan Adzan Subuh Arab, Latin, dan Terjemahannya Bacaan Lafadz Adzan dan Iqomat Arab, Latin, serta Artinya - Pendidikan Penulis Abdul HadiEditor Iswara N Raditya
doa ketika adzan asyhadu anna muhammadarrasulullah