Milea Suara dari Dilan merupakan adaptasi buku seri terakhir dari film Dilan 1990 dan Dilan 1991 karangan Pidi Baiq. Film bergenre drama ini disutradarai oleh Fajar Bustomi bersama dengan Pidi Baiq, sang penulis novel yang juga pernah ikut menyutradarai beberapa film lain seperti Baracas: Barisan Anti Cinta Asmara , Dilan 1990 , Koboy Kampus Viewresensi IPS 1 at SMA Negeri 4 Bekasi. 3 NAMA : Nurfathiya Efsya KELAS : XI - IPS 1 ABSEN : 25 RESENSI NOVEL MILEA, SUARA DARI DILAN IDENTITAS BUKU NOVEL : Judul : MILEA, SUARA IDENTITASBUKU MILEA SUARA DARI DILAN. MILEA - SUARA DARI DILAN Penulis : Pidi Baiq Penerbit : Pastel Books ISBN : -3 Terbit : 7 September 2016 Ukuran : 14 x 20.5 Ketebalan : 360 hlm Sampul : Soft cover. BERAPA HARGA BUKU MILEA SUARA DARI DILAN ? Harga buku Milea Suara Dari Dilan adalah Rp 79.000,-DIMANA BELI BUKU MILEA SUARA Aboutthe author (2016) Pidi Baiq mengaku sebagai Imigran dari Sorga yang diselundupkan ke Bumi oleh ayahnya di Kamar Pengantin dan tegang. Di Bumi, kemudian menjadi Imam Besar The Panasdalam. menulis buku Dilan, Drunken Monster, Drunken Molen, Drunken Mama, Drunken Marmut, Al-Asbun, At-Twitter, Hanya Salju dan Pisau Batu, dll. PidiBaiq semakin dikenal para pecinta karya sastra khususnya bergenre humor melalui karyanya: berjudul Dilan: , Dilan Bagian Kedua: dan .[1] Selain ketiga karya di atas, Pidi Baiq juga memiliki karya-karya novel yang lain seperti: Drunken Monster: Kumpulan Kisah Tidak Teladan terbit tahun 2008. Drunken Molen: Kumpulnya Kisah Tidak Teladan lI3jw. “Perpisahan adalah upacara menyambut hari-hari penuh rindu” Judul Buku Milea, Suara dari Dilan Penulis Pidi Baiq Penerbit Pastel Books Tahun Terbit 2016 Cetakan ke-II, Dzulhijjah 1437 H / September 2016 Didistribusikan Oleh Mizan Media Utama MMU Tebal 360 Halaman ISBN 978 – 602 – 0851 – 56 – 3 Apakah kalian tahu novel karya Pidi Baiq yang berjudul “Dilan, dia adalah Dilanku tahun 1990” dan “Dilan, dia adalah Dilanku tahun 1991”?. Kedua novel tersebut merupakan kisah nyata yang telah dialami oleh Milea dengan Dilan, yang menceritakan tentang kisah asmara mereka pada waktu masih duduk di bangku SMA pada tahun sembilan puluhan di Bandung, yang kemudian ditulis oleh Pidi Baid dan dijadikan sebuah novel. Novel “Milea, Suara dari Dilan” ini merupakan seri ketiga dari kedua novel “Dilan, dia adalah Dilanku tahun 1990” dan “Dilan, dia adalah Dilanku tahun 1991”. Novel ini juga menceritakan kisah yang sama pada kedua novel sebelumnya, namun dari sudut pandang yang bebeda. Tentu saja berbeda, karena novel ini diceritakan dari sudut Pandang Dilan, sedangkan novel yang sebelumnya diceritakan dari sudut pandang Milea. Sinopsis Novel ini menceritakan pengenalan singkat Dilan waktu dia masih kecil. Kira-kira waktu masih berumur 5 tahun, pernah ingin jadi macan walaupun itu tidak mungkin. Dia pernah menamai sepedanya dengan nama “mobil derek”. Dia juga pernah sholat pakai mukena. Dilan selalu berpikir bahwa dia mempunyai masa kecil yang benar-benar bahagia. Setelah SMA, Dilan ke sekolah tidak lagi naik sepeda melainkan naik motor. Pulangnya nongkrong di warung Kang Ewok. Di sana, dia biasa berkumpul dengan teman-temannya yang bernama Akew, Bowo, Anhar, Burhan, Ivan, dan lain-lain. Dilan juga sering nongkrong di warung Bi Eem bersama teman-temannya. Di warung Bi Eem itulah Dilan mendengar nama Milea, seorang gadis cantik yang berasal dari Jakarta. Dilan menyukai Milea, teman-temannya juga mendukungnya. Ketika Dilan ingin melakukan pendekatan dengan Milea, Dilan minta do’a pada bundanya agar lancar. Setelah banyak yang sudah Dilan lakukan dalam rangka mendekati Milea, waktu akhirnya datang. Tanggal 22 Desember tahun 1990, di Bandung, tepatnya di warung bi Eem, Dilan resmi berpacaran dengan Milea Adnan Hussain, dinyatakan secara lisan dan tulisan, yang lengkap dibubuhi tanda tangan oleh kedua belah pihak di atas materai. Masing-masing merasa dimaui, merasa sangat diterima dan membiarkan diri dikuasai oleh harapan untuk mencapai kesempurnaan di dalam berpacaran. Kesehariannya berpacaran dengan Milea sangat romantis. Dilan membuat begitu banyak puisi yang indah untuk Milea. Kelakuan Dilan yang konyol selalu membuat Milea tertawa dan juga merasa senang. Sampai suatu ketika Dilan putus dengan Milea. Itu semua terjadi karena sebuah kesalah pahaman antara Dilan dengan Milea, yang disebabkan oleh kematian temannya yang bernama Akew. Milea mengira bahwa kematian Akew disebabkan oleh perselisihan antara geng motor. Milea marah kepada Dilan, karena Dilan juga merupakan anggota geng motor. Milea khawatir kalau Dilan juga akan mengalami hal yang sama seperti Akew. Milea menyuruh Dilan agar keluar dari geng motor, namun Dilan tetap saja tidak menghiraukannya. Milea marah kepada Dilan sampai tidak mau diajak bicara. Itulah yang telah menyebabkan Dilan putus dengan Milea. Setelah putus dengan Milea, Dilan merasa kesepian, dan benar-benar rindu pada Milea. Setelah lulus SMA, Dilan melanjutkan kuliahnya di salah satu Perguruan Tinggi Negri di Bandung. Sebulan setelah Bu Rini wafat, Dilan bertemu lagi dengan Milea di acara reuni SMA, dia datang dengan Mas Herdi. Dilan merasa senang bisa berkumpul lagi dengan teman-teman semasa SMA, karena sudah lama tidak bertemu. Lanjutannya dibaca sendiri yah… 😉 Ini adalah salah satu puisi yang dibuat Dilan untuk Milea. SAYA DAN DIA Kalau saya adalah ini, yang membuat senyummu Maka dia adalah orang lain yang membuat air matamu Jangan marah kepadamu yang sudah membuat lingkungan jadi indah, tentram, dan damai Siapkan Sekarang, kamu ingin siapa yang datang menghiburmu ? Kepala Sekolah membawa risoles dari kantin ? Menteri Pendidikan membawa kunci jawaban ? Malaikat membawa buah-buahan dari surga ? Pengusaha Muda membawa yang harum pewangi ? Ahli nujum? Tukang pijit? Tentara? Penari? Atau saya saja yang datang membawa kata-kata pilihan Saya akan senang mengatakannya dan kamu senang Jangan nangis, nanti kamu sakit kepala Ada yang perlu saya bantu ? Novel ini sangat cocok bagi para pembaca yang menyukai novel ber-genre romance dan komedi. Tingkah Dilan yang sangat konyol dan apa adanya akan membuat para pembaca menjadi lebih terhibur. Kisah asmaranya begitu sederhana, namun sangat romantis. Karena Dilan selalu tahu bagaimana cara memperlakukan wanita. Dilan memberi penggambaran lain dari sebuah penaklukan cinta dan juga bagaimana indahnya cinta sederhana anak zaman dahulu, tidak lebay seperti anak sekarang. Novel ini juga merupakan tambahan cerita dari Dilan yang belum diceritakan oleh Milea pada kedua novel sebelumnya. Intinya, novel ini adalah pelengkap kedua novel sebelumnya yang membuat para pembaca tergantung dan penasaran apa yang dirasakan oleh Dilan. Aku juga ingin cowok seperti Dilan, itupun kalau terwujud. 😊 Kelebihan Buku Cover-nya bagus dan sangat cocok. Bahasa yang digunakan mudah dipahami dan tidak bertele-tele. Terdapat ilustrasi gambar yang membuat novel ini menjadi lebih menarik. Bisa menjadi pelajaran untuk para pembaca bagaimana taktik menguasai wanita. Kelakuan Dilan yang konyol dan apa adanya membuat para pembaca menjadi lebih terhibur. Mengajarkan kita agar tetap tegar ketika putus dengan pacar. Seperti yang Dilan ceritakan pada BAB 12 “Masa-masa jauh dari Lia” halaman 231. Kekurangan Buku Bagi para pembaca yang belum membaca kedua novel sebelumnya pasti akan merasa kurang puas. Karena di novel ini Dilan hanya menceritakan hal-hal yang perlu saja dan tidak mengulang cerita yang sudah diceritakan pada kedua novel sebelumnya. Pada BAB 17 “Ancika Mehrunisa Rabu” halaman 295. Diceritakan bahwa “Zaman dulu batasan masa studi maksimal bisa sampai 14 tahun, jadi mahasiswa akan cukup banyak waktu untuk aktif di keorganisasian”. Padahal sebenarnya 14 semester atau 7 tahun. Uploaded byDaffa Raihan 100% found this document useful 2 votes3K views3 pagesOriginal TitleResensi Buku Milea suara dari dilanCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document100% found this document useful 2 votes3K views3 pagesResensi Buku Milea Suara Dari DilanOriginal TitleResensi Buku Milea suara dari dilanUploaded byDaffa Raihan Full descriptionJump to Page You are on page 1of 3Search inside document Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pengarang Pidi BaiqPenerbit Pastel BooksJumlah halaman 357Harga Rp. singkat buku ini Saya akhirnya selesai membaca cerita trilogi novel Dylan. Novel terakhir dalam trilogi ini menceritakan kisah cinta Dylan dan Millea dari sudut pandang Dylan. Berbeda dengan dua buku sebelum Millea bercerita. Milea ini, Voice of Dilan, menjelaskan bagaimana Dilan menilai Milea. Apa pendapat Anda tentang hubungannya dengan Millea? Dalam buku ini, Dylan dikatakan lebih dewasa. Betapa bertanggung jawab atas semua keputusan yang dibuat Dylan. Bagaimana dia menerima sanksi dari ayahnya? Saya tinggal di penjara dan tidak bisa pulang beberapa hari yang lalu. Dylan memiliki perasaan yang luar biasa untuk Millea. Tapi dalam pikiran kecilnya, dia tidak suka dikendalikan dan dibatasi. Apalagi mengingat persahabatannya dengan sesama gangster sepeda. Dalam buku ini, Dylan harus kuat menghadapi kematian ayahnya. Ia harus kuat dan menguatkan ibu dan Disa. Dylan telah tumbuh menjadi pria dewasa. Menjalani hidupnya dengan kuliah dan magang. Lalu hatinya telah di isi yang baru. Ada Cika yang menjadi pacar barunya. Masih seperti Dilan yang dulu, dia juga sering membuatkan puisi untuk Cika. Hal yang paling berkesan dari buku ini Buku ini mengajarkan untuk bersikap dewasa terhadap kenangan masa lalu. Bagaimana Dilan tetap bersikap baik saat bertemu Milea. Sekalipun rindu, dia tak ingin merusak yang sudah ada. Sudah ada Cika dan Mas Herdi diantara mereka berdua. Dilan benar, masa lalu adalah kenangan. Sebagaimana puisi Dilan "Dan sekarang, yang tetap di dalam diriku adalah kenangan, di sanalah kamu selalu." Hal yang kurang disukai dari buku ini Mungkin sebagaimana pembaca lainnya, berharap kisah Dilan Milea berakhir bahagia. Dalam buku ini, konflik Dylan Millea muncul dari kesalahpahaman yang sangat sederhana. Mereka harus bisa mengungkapkan perasaan mereka satu sama lain. Lihat Hobby Selengkapnya Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. PenulisPidi Baiq Tahun terbit2016Jumlah halaman360 Nomor ISBN978-602-0851-56-3 NovelMilea,suara dari Dilan adalah sebuah novel bertema percintaan karya Pidi Baiq yang di terbitkan pada tahun tersebut adalah sekuel dari novel Dilan,dia adalah Dilanku 1990 dan dia adalah Dilanku dua novel sebelumnya karya tersebut di adaptasi kedalam film Milea,suara dari Dilan pada 13 Februari novel Milea,suara dari Dilan mendapat penghargaan Writer Of The Year kepada Pidi tentang masa kecil Dilan yang sangat menyenangkan,dia suka pergi ke sekolah menggunakan sepeda,tapi setelah SMA dia lebih sering menggunakan motor dan sering nongkrong di warung kang Ewok bersama teman temannya,selain di warung kang Ewok dia juga sering nongkrong di warung bi Eem,di warung itulah pertama kalinya Dilan mendengar tentang Milea,dan Dilan menyukainya dia melakukan banyak cara untuk mendekati Milea,pada akhirnya mereka pun mereka ketika berpacaran di penuhi dengan keromantisan dan kekonyolan Dilan,sampai suatu saat mereka putus yang di sebabkan kesalah pahaman,mereka bertemu kembali saat acara reuni SMA,dan Dilan juga kehilangan ayahnya ketika melanjutkan sekolahnya di perguruan Milea,suara dari Dilan adalah sebuah novel yang bertemakan percintaan yang di tokoh kan oleh Dilan dan memiliki sifat konyol,penyayang,perhatian,dan setia kawan,sedangkan Milea memiliki sifat lembut,penyayang,perhatian,dan ini berlatar di rumah,pinggir jalan,dan di sekolah dengan alur cerita yang terstruktur dan bertahap,gaya bahasa di novel ini sedikit tercampur antara bahasa Indonesia dan bahasa keseluruhan novel ini memiliki cerita yang jelas dan terstruktur,alur dan konflik ceritanya sangat natural,puisi yang di selipkan di beberapa halaman juga menarik,dan covernya yang kekinian,sedangkan kekurangan novel ini ada pada penggunaan beberapa kata-kata kasar/umpatan,penggunaan kata-kata yang sulit di mengerti di beberapa kalimat,ada beberapa adegan yang tidak di jelaskan,dan endingnya yang terjadi begitu saja. Novel Milea,suara dari Dilan sangat cocok dan di rekomendasikan untuk dewasa terutama remaja. Lihat Book Selengkapnya UNTUK LIA Jeruk sudah dikupas, tetapi belum kumakan, karena aku menunggu Lia. Segelas lemon tea, untuk berdua, Aku menunggu kapankah Lia tiba. Dan kaus kaki, masih baru, jangan sampai Lia merasa kedingainan. Jangan kuatir, jaketnya adalah aku sendiri, untuk Lia Dilan,1991 Kali ini saya akan me-review novel karya Pidi Baiq judulnya MILEA "Suara dari Dilan". Ini merupakan novel yang menceritakan kisah yang sama dalam novel sebelumnya DILAN "Dia Dilanku tahun 1990" dan novel lanjutannya DILAN2 "Dia Dilanku tahun 1991" , namun dalam sudut pandang yang berbeda. Kalau di dua novel sebelumnya, penulis menceritakan kisahnya dalan sudut pandang tokoh perempuannya yaitu Milea, namun pada novel ini penulis menuliskannya dalam sudut pandang Dilan. Bagi yang belum mengetahui cerita di dua novel sebelumnya bisa dibaca reviewnya disini. Di dalam novel ini kita diajak untuk memahami kondisi dan perasaan yang dirasakan oleh seorang Dilan. Bisa dibilang dalam novel ini si Dilan yang menceritakan seorang Milea dalam pandangannya dan mengklarifikasi apa yang telah ia lakukan pada cerita sebelumnya yang sudah dicertakan oleh Milea. Pembaca sangat disarankan membaca dua novel sebelumnya jika ingin membaca novel ini, karena penulis tidak terlalu banyak menceritakan ulang apa yang sudah diceritakan di dua novel sebelumnya. Secara garis besar, penulis masih menceritakan keromantisan hubungan Dilan dan Milea saat mereka pacaran, sangat romantis dan terkadang membuat para pembacanya terbawa perasaan, ditambah lagi dengan gurauan Dilan yang suka nyeleneh namun cukup menghibur. namun dalam sisi yang berbeda. Dan disini saya akan menceritakan apa saja yang Dilan ceritakan dalam novel ini. Saat Dilan memberikan memberiakan hadiah TTS yang sudah diisi semua, disini Dilan menjelaskan alasannya memberikan hadiah tersebut. Dan juga hadiah lainnya yang diberikan lewat tukang sayur, tukang koran, dan lainnya yang sangat unik. Dilan juga memberikan pandangan berbeda tentang Geng motornya yang dianggap Milea sebagai sesuatu yang buruk dan memintanya untuk menjahuinya. Dilan memberikan jawaban mengapa dia masih mempertahankan pergaulannya dengan Geng Motor tersebut. Lalu, dalam novel ini juga Dilan menggambarkan bagaimana sosok kedua orang tuanya dan kedekatan Dilan pada keluarganya khususnya Bundanya. Dan yang sangat ditunggu adalah saat-saat hubungan mereka mulai tidak baik ketika kematian teman satu geng motonya, Akew, yang membuat Milea Khawatir jika Dilan akan bernasib sama seperti temannya kalau ia masih bergabung dengan Gengnya tersebut. Disini Dilan menceritakan bagaimana perasaannya ketika itu, saat Milea mulai seperti memberikan pelajaran untuknya dengan cara mengacuhkannya, lalu bundanya yang juga ikut memarahinya di tambah lagi ayahnya yang juga memberi hukuman kepada Dilan dengan menyuruhnya tinggal di rumah temannya selama beberapa hari. Disitulah Dilan merasa seperti tak ada lagi orang yang bisa menumpahkan segala unek-uneknya. Disinilah Dilan diuji dari segala arah. Dan akhirnya hubungan Dilan dan Milea pun tak dapat bertahan. Disini pastinya pembaca sanag menyayangkan hal tersebut terjadi. Dan yang paling seru, Dilan menceritakan bertapa sulitnya melupakan Milea, bertapa ia sangat rindu kepadanya, bagaimana perasaan Dilan yang berusaha kuat dan tetap mempertahankan harga dirinya. Rasa rindu yang tak dapat terbendung hingga beberapa lamanya. Sebagai penambah keseruan cerita, Dilan juga merasakan kesedihannya saat di tinggal Ayahnya. Ia mengambarkan perasaanya saat itu. Lalu ditambah lagi perjalanannya dalam mencari perguruan tinggi di jogja yang diwarnai perasaan rindu kepada Lia dalam rindu Lia. Dilan juga menceritakan bagaimana perasaanya saat bertemu tanpa sengaja dengan Milea ketika ia magang di sebuah perusahaan di Jakarta. Rasa rindu tersebut sempat muncul namun, sayangnya Milea sudah dimiliki orang lain, disini saya yakin pembaca masih berharap mereka kembali. Sampai akhirnya, Dilan bertemu dengan Lia saat melayat guru SMAnya. Saat itulah rasa rindu akan kenangan besama Lia muncul kembali. Dan mereka pun saling mengobrol dan bercerita, hingga mereka menyadari bahwa ada kesalahpahaman diantara mereka. Para pembaca mungkin akan terbawa emosinya saat membaca cerita ini, dan menyayangkan mengapa hal ini besa terjadi. Kalau saja tidak ada kesalahpahaman diantara mereka saat itu, mungkin cerita romantis mereka bakal berlanjut, namun takdir menentukan yang lain. Kerinduan berlanjut saat Dilan menguatkan diri untuk menelepon Lia. Mereka saling meluapkan kerinduannya ditambah lagi lelucon Dilan yang menghangatkan suasana. Pembaca pasti sedih membacanya, ada rasa menyesal, menyayangkan, tak menduga, "ah kenapa harus gini", "ah kenapa harus gitu".sedih deh bacanya. Seperti mereka masih ada "rasa" namun kenyataan tak sejalan karena mereka sudah "terlanjur" memiliki yang Aku rindu. Dilan, kamu dimana, Dilan? Sini!!! Milea Adnan Husein, 1991

resensi novel milea suara dari dilan